Minggu, 05 Juni 2011

Apa Kabar Jodohku ?

Apa kabar jodohku?
Berat rasanya kelopak mataku untuk tertutup. Bagaimana dengan kamu?
Apa kamu selalu terbangun di sepertiga malam terakhir?  dan apakah mulutmu terus menerus berzikir di malam hari?
Jujur aku rindu kamu, wahai jodohku..
Tapi saat ini belum saatnya untuk kita bertemu, bukannya aku tak mau, atau aku tak rindu. Tapi karena perjalanan kita masih panjang, dan masih banyak kewajiban yang harus kita penuhi setiap waktu.
Kadang kala aku berfikir, apa nanti saat subuh tiba kau akan membangunkanku ? Mengajakku bertafakur dan bersujud kepada-Nya?
Berat hati ini menantikanmu, gelisah pula hati ini memikirkanmu.
Adakah kau selalu menghiasi langkahmu dengan kebaikan-kebaikan?. Apakah nanti saat dzuhur tiba, kau akan meninggalkan kesibukanmu sementara, hanya untuk menghadapNya?
Jodohku, sehatkah kamu?
Kalau aku berada disampingmu saat ini, mungkin aku akan merawatmu dengan penuh kasih sayang.
Jodohku, sabar dan tenanglah..
Aku disini masih bersabar menantimu. Janganlah hatimu bersedih, senyumlah.. karena aku yakin kebahagiaan akan selalu menyertai kita.
Jikalau detik ini hatimu sedang terluka, berwudhu lah.. dan dekatkanlah dirimu kepada-Nya. Tetapi disini aku berharap agar kamu baik-baik saja.
Jodohku, aku rindu..
Bila kita akan bertemu?. Begitu banyak hal yang ingin aku ceritakan kepadamu. Begitu banyak pula harapanku untuk menantikan nasihat–nasihat mu.
Hati ini kosong, dan hati ini tak sabar menanti kehadiranmu yang kan membalut dan menyembuhkan luka dihati ini.


Jodohku..
Adakah kau juga rindu padaku?. Bagaimana dengan Quranmu?. Sudahkah kau baca diantara maghrib dan isya ? Apa yang kau fahami dari surah itu? Ceritakanlah kepadaku.. ingin aku mendengarnya.
Dan begitu juga dengan keluhanmu, aku sedia mendengarnya..
Apa perubahan  yang kau lakukan dari hari ke hari?
Semakin baik kah? Ketahuilah, ku hanya mengharapkan yang terbaik buatmu.
Jodohku..
Disetiap langkahku dan seusai sholatku, ku bisikkan AL-Fatihah untukmu, agar kau selalu berada dijalan-Nya.
Bersabarlah jodohku, waktu-waktu ini bukanlah waktu yang lama dan ingatlah,
janganlah sampai dirimu salah memilih jalan.
Jodohku..
Nantikanlah diriku, dengan berbagai kebaikan yang nantinya akan membawa rahmat untuk kita dari-Nya.
Jagalah dirimu dari hal-hal yang dilarang agama.. karena aku mencintaimu secara tulus dan ikhlas demi-Nya.
Jodohku..
siapkah kau untuk mencintaiku secara tulus dan ridha menerima segala kekuranganku dan menegurku dikala aku salah.
jodohku, berusahalah membahagiakan orang tuamu dengan menjaga sikapmu dan tutur katamu. Aku yakin kau adalah seorang yang sabar.
Ingatlah, jangan pernah kau merasa sendiri.. karena aku disini masih setia menantimu.
Jodohku..
Seandainya siang sudah berlalu.. pejamkanlah matamu dengan buaian doa dariku yang selalu kuhadiahkan untukmu.

Jodohku..
Semoga kerinduanku ini akan terjawab, seiring berjalannya waktu.. dan semoga ALLAH yang maha Esa selalu membimbing kita ke jalan yang di ridhai-Nya. Amin.

Kamis, 02 Juni 2011

Apa Salahnya Menangis ?

Apa salahnya menangis, jika memang dengan menangis itu manusia menjadi sadar. Sadar akan kelemahan-kelemahan dirinya, saat tiada lagi yang sanggup menolongnya dari keterpurukan selain Allah Swt. Kesadaran yang membawa manfaat dunia dan akhirat. Bukankah kondisi hati manusia tiada pernah stabil ? Selalu berbolak balik menuruti keadaan yang dihadapinya. Ketika seseorang menghadapi kebahagiaan maka hatinya akan gembira dan saat dilanda musibah tidak sedikit orang yang putus asa bahkan berpaling dari kebenaran. Sebagian orang menganggap menangis itu adalah hal yang hina, ia merupakan tanda lemahnya seseorang. Bangsa Yahudi selalu mengecam cengeng ketika anaknya menangis dan dikatakan tidak akan mampu melawan musuh-musuhnya. Para orang tua di Jepang akan memarahi anaknya jika mereka menangis karena dianggap tidak tegar menghadapi hidup. Menangis adalah hal yang hanya dilakukan oleh mereka yang tidak mempunyai prinsip hidup. Bagi seorang muslim yang mukmin, menangis merupakan buah kelembutan hati dan pertanda kepekaan jiwanya terhadap berbagai peristiwa yang menimpa dirinya maupun umatnya. Rasulullah Saw meneteskan air matanya ketika ditinggal mati oleh anaknya, Ibrahim. Abu Bakar Ashshiddiq ra digelari oleh anaknya Aisyah ra sebagai Rojulun Bakiy (Orang yang selalu menangis). Beliau senantiasa menangis, dadanya bergolak manakala sholat dibelakang Rasulullah Saw karena mendengar ayat-ayat Allah. Abdullah bin Umar suatu ketika melewati sebuah rumah yang di dalamnya ada seseorang sedang membaca Al Qur’an, ketika sampai pada ayat: “Hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam” (QS. Al Muthaffifin: 6). Pada saat itu juga beliau diam berdiri tegak dan merasakan betapa dirinya seakan-akan sedang menghadap Robbnya, kemudian beliau menangis. Lihatlah betapa Rasulullah Saw dan para sahabatnya benar-benar memahami dan merasakan getaran-getaran keimanan dalam jiwa mereka. Lembutnya hati mengantarkan mereka kepada derajat hamba Allah yang peka.

Bukankah diantara tujuh golongan manusia yang akan mendapatkan naungan pada hari dimana tiada naungan kecuali naungan Allah adalah orang yang berdoa kepada Robbnya dalam kesendirian kemudian dia meneteskan air mata? Tentunya begitu sulit meneteskan air mata saat berdo’a sendirian jika hati seseorang tidak lembut. Yang biasa dilakukan manusia dalam kesendiriannya justru maksiat. Bahkan tidak sedikit manusia yang bermaksiat saat sendiri di dalam kamarnya. seorang mukmin sejati akan menangis dalam kesendirian dikala berdo’a kepada Tuhannya. Sadar betapa berat tugas hidup yang harus diembannya di dunia ini.

Di zaman ketika manusia lalai dalam gemerlap dunia, seorang mukmin akan senantiasa menjaga diri dan hatinya. Menjaga kelembutan dan kepekaan jiwanya. Dia akan mudah meneteskan air mata demi melihat kehancuran umatnya. Kesedihannya begitu mendalam dan perhatiannya terhadap umat menjadikannya orang yang tanggap terhadap permasalahan umat. Kita tidak akan melihat seorang mukmin bersenang-senang dan bersuka ria ketika tetangganya mengalami kesedihan, ditimpa berbagai ujian, cobaan, dan fitnah. Mukmin yang sesungguhnya akan dengan sigap membantu meringankan segala beban saudaranya. Ketika seorang mukmin tidak mampu menolong dengan tenaga ataupun harta, dia akan berdoa memohon kepada Tuhan semesta alam.
Menangis merupakan sebuah bentuk pengakuan terhadap kebenaran. “Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Qur’an) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri) seraya berkata: “Ya Robb kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Qur’an dan kenabian Muhammad)”. (QS. Al Maidah: 83). Ja’far bin Abdul Mutholib membacakan surat Maryam ayat ke-16 hingga 22 kepada seorang raja Nasrani yang bijak. Demi mendengar ayat-ayat Allah dibacakan, bercucuranlah air mata raja Habsyah itu. Ia mengakui benarnya kisah Maryam dalam ayat tersebut, ia telah mengenal kebenaran itu dan hatinya yang lembut menyebabkan matanya sembab kemudian menangis. Raja yang rindu akan kebenaran benar-benar merasakannya.

Orang yang keras hatinya, akan sulit menangis saat dibacakan ayat-ayat Allah. Bahkan ketika datang teguran dari Allah sekalipun ia justru akan tertawa atau malah berpaling dari kebenaran. Sehebat apapun bentuk penghormatan seorang tokoh munafik Abdullah bin Ubay bin Salul kepada Rasulullah Saw, sedikit pun tidak berpengaruh pada hatinya. Ia tidak peduli ketika Allah Swt mengecam keadaan mereka di akhirat nanti, “Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan neraka yang paling bawah. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapatkan seorang penolongpun bagi mereka”. (QS. An Nisa’: 145)
Barangkali di antara kita yang belum pernah menangis, maka menangislah disaat membaca Al Qur’an, menangislah ketika berdo’a di sepertiga malam terakhir, menangislah karena melihat kondisi umat yang terpuruk, atau tangisilah dirimu karena tidak bisa menangis ketika mendengar ayat-ayat Allah. Semoga hal demikian dapat melembutkan hati dan menjadi penyejuk serta penyubur iman dalam dada. Ingatlah hari ketika manusia banyak menangis dan sedikit tertawa karena dosa-dosa yang diperbuatnya selama di dunia. “Maka mereka sedikit tertawa dan banyak menangis, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan”. (QS At Taubah: 82).

Minggu, 06 Maret 2011

Jika Cinta Sudah Direkayasa

Cinta.... kini sudah direkayasa, diotak-atik semanis madu (hei tapi berbisa)/Cinta... kini sudah jadi dilema, beritanya pun sudah jadi topik utama...”
Sorry sobat, bukannya kita ngajak kalian berdungdat ria nih. Apalagi sampe berjoged niruin sang Ratu Dangdut, Camelia Malik, saat mendendangkan hitsnya bertajuk ‘Rekayasa Cinta’ ini. Nggak kok. Kita cuma tertarik ama judul ama lirik lagunya itu lho. Pas banget ama kejadian sehari-hari di tengah kita yang berkaitan dengan cinta. Itu aja. Ya kalo pun jempol kaki dan tangan agak agak goyang dikit pas denger musik dungdat, itu kan udah dari sononya. Wacks!
Kita emang kudu akui kalo pasaran cinta kini nggak semurni madu yang dijual di peternakan lebah. Udah banyak bumbu-bumbu tambahannya alias rekayasa di sana-sini yang bikin cinta punya rasa bervariasi atau malah kehilangan rasa aslinya. Karena cinta adalah universal, setiap orang ngerasa berhak untuk memilikinya, memberikannya kepada orang lain yang dicintainya; atau memaknainya sesuai persepsi masing-masing. Dengan kata lain, nggak ada hak paten untuk urusan cinta. Betul?
Kalo udah begini, cinta jadi penuh misteri. Dan tentu bikin penasaran para pemburu cinta yang berlomba-lomba pengen ngerasain rasa cinta sejati. Apa semanis gula tebu? Sepahit empedu? Seasin garam batu? Seasem ketek yang bau? Segurih ingusmu (iyacks!! Jijay banget! Sori bro!)? atau justeru kombinasi dari semua rasa itu (hmm...yummy!)? Yang pasti, No body know till he fall in love.... ehm..ehm....
Cinta adalah...
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, cinta secara umum berarti ekspresi rasa suka kepada lawan jenis tanpa terikat oleh aturan adat atau agama. Dalam kamus nggak terlalu besar tapi lumayan tebel berbahasa arab, cinta berarti mahabbah. Ibnu Qayyim menuliskan bahwa sebagian alim ulama menjelaskan kata al-mahabbah berasal dari al-habbath, yang artinya air yang meluap karena hujan yang lebat. Dengan kata lain, istilah al-habbath dapat diartikan sebagai luapan rasa dan gejolak saat dirundung keinginan bertemu dengan sang kekasih. Dalam kamus para seniman, cinta adalah inspirasi untuk sebuah lagu, tema cerita, film, puisi, poem, sajak, pantun, karya tulis, lukisan di atas kanvas, atau solitude.
Dalam kamus Islam, rasa cinta adalah bagian dari fitrah manusia. Firman Allah Swt.

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (QS Ali-Imran [3]: 14)

 
Secara khusus, cinta kepada manusia diibaratkan sifat magnetik yang menghadirkan daya tarik-menarik antar lawan jenis. Yup, seiring bertambahnya usia dan hormon yang mematangkan organ-organ reproduksi kita, rasa cinta mulai mencari tempatnya bermuara. Tanpa disadari, kita merasakan kebahagiaan (happiness), menyenangkan (comfort), kepercayaan (trust), persahabatan (friendship), dan kasih sayang (affection), ketika ada orang yang perhatian lalu menyatakan perasaan cintanya pada kita.

Perasaan ini merupakan perwujudan dari naluri melestarikan jenis (Gharizatun Na’u) yang Allah sematkan dalam diri kita sejak lahir. Sehingga kita termotivasi untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis. Dari sekadar berteman, jalan bareng, hubungan khusus, hingga mengikat janji setia dalam bingkai pernikahan. Rasa ini juga yang terlihat dalam hubungan kasih sayang orang tua kepada anaknya dalam sebuah keluarga, juga sebaliknya. Semuanya berproses secara alami tanpa rekayasa. Karena memang cinta itu bukan untuk dipaksakan, tapi dirasakan. 

Memburu laba di balik cinta
Di mata para kapitalis alias pemilik modal, cinta merupakan komoditi bisnis. Apalagi menjelang nongolnya hari kasih sayang sedunia yang dikenal dengan Valentine’s Day (VD). Jauh-jauh hari mereka udah banting tulang untuk menggiring opini via media massa agar perhatian masyarakat, khususnya remaja, tersedot untuk merayakan atau menjadikan tanggal 14 Februari sebagai moment spesial.
Otomatis, informasi seputar VD yang digeber media massa perlahan tapi pasti memancing antusias semua pihak untuk ikut hanyut dalam perayaan VD. VD kadung dimaknai sebagai moment untuk bertukar hadiah, memberikan bingkisan; atau merayakannya di tempat-tempat spesial. Walhasil, remaja yang paling keliatan sibuk berburu kado atau hadiah yang romantis bin melankolis untuk diberikan pada pujaan hati. Atau nyusun rencana perayaan yang istimewa di tempat yang istimewa dengan seseorang yang istimewa sambil menyantap makanan istimewa diiringi alunan musik syahdu yang istimewa. Pokoknya serba istimewa lah.

Ini yang bikin girang para pelaku industri. Cinta berhasil mereka rekayasa sehingga bisa menyerap penjualan berbagai produk berlabel cinta yang terpajang memenuhi etalasenya. Ada setangkai bunga mawar merah, putih, dan merah jambu, boneka Teddy Bear memegang bantalan berbentuk hati bertuliskan “I Love You”, atau Pernak-pernik Valentine berupa hadiah sepasang mangkok berukuran kecil. Lihat juga kantong belanjaan yang membengkak menjelang VD. Ada bola coklat, permen coklat, atau sepasang boneka cupid yang menjadi simbol kasih sayang. Pokoknya semua perlengkapan malam valentine udah terabsen dan siap diberikan pada yang terkasih.
Cinta juga menginspirasi para pengusaha hiburan untuk merekayasa realita cinta remaja yang dekat dengan keseharian pemirsa. Eng...ing...eng.... di-launching-lah reality show yang semakin mengokohkan cinta dipuncak tangga permasalahan hidup remaja. Ada Harap-harap Cemas, Katakan Cinta, Playboy Kabel dll. Semua sisi kisah cinta remaja diulik dengan apik bin menarik. Dari mulai pdkt, ungkapan cinta, pacar selingkuh, kasus temen tapi mesra, hingga ngetes kesetiaan pasangan. Komplit bo!
Sobat, kiprah para pengusaha yang menjadikan cinta sebagai bagian dari komoditi bisnis dah hiburan secara tidak langsung mempersempit ruang gerak cinta. Arti cinta tereduksi sebatas rasa suka kepada lawan jenis dalam format hubungan pacaran dan ajang baku syahwat. Akibatnya, cinta mulai dikecengin oleh setan dari segala sisi untuk menjerumuskan manusia. Gaswat tuh!
Antara cinta dan hawa nafsu
Dalam sebuah syair yang dikutip di bukunya Imam Ibnu Qayyim: “Entah pesonanya yang memikat, atau akalku yang sedang tidak di tempat.”
Mungkin ini yang bisa menjelaskan kepada kita kenapa orang sering bilang kalo cinta itu buta. Tak bisa membedakan mana yang baik, buruk, bermanfaat, atau bikin melarat. Semuanya seolah sah-sah saja dilakukan atas nama cinta. Pandangan kebebasan dalam mengekspresikan cinta inilah yang tengah dipopulerkan melalui perayaan VD. Tak sedikit perayaan VD yang berakhir di arena perzinahan yang dianggapnya sebagai ungkapan cinta tertinggi yang pantas diberikan pada pasangannya.
Gitu deh, ketika cinta sangat dimuliakan dan diagung-agungkan, godaan setan menyelinap dalam hati kita. Akibatnya, cinta dan hawa nafsu kian tak ada jarak. Nafsu syahwat telah memperalat cinta untuk berbuat maksiat. Kondisi ini sangat mudah ditemui pada orang pacaran.
Ungkapan cinta di awal hubungan, terutama bagi pria, cuman sebatas lips service untuk menutupi keinginannya menyalurkan hasrat seksual. Nggak ada yang ngejamin kamu atau pacar kamu bisa jaga diri alias tahan godaan ketika lagi asyik berduaan. Apalagi di tengah maraknya kampanye gaul bebas (baca: seks bebas) melalui media massa dan tayangan televisi yang dijajakan oleh para selebriti. Bisa-bisa cinta suci di antara mereka berubah status menjadi cinta birahi. Kata Ibnu Qayyim,...bila keduanya telah merasakan kelezatan dan cita rasa cinta, tidak boleh tidak akan timbul keinginan lain yang tidak diperoleh sebelumnya.” Waduh, hati-hati tuh!
‘Merekayasa’ cinta kita
Sobat, kalo kita ngomongin soal cinta, nggak harus langsung nyetel kepada urusan cowok-cewek yang saling jatuh cinta lho. Itu terlalu sederhana. Karena cinta itu begitu luas seperti yang udah kita paparkan diawal pembahasan. Biar kita nggak terjebak dalam jeratan hawa nafsu dan pemujaan terhadap cinta, ada baiknya kita tempatkan cinta kepada manusia sebagai bagian dari kecintaan kita kepada Allah swt. Firman Allah swt yang artinya: Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Rasulullah saw), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Ali-Imran [3]: 31)
Dari Anas r.a. ia berkata, telah bersabda Rasulullah saw: “Tidak beriman seorang hamba hingga aku lebih dicintai daripada keluarganya, hartanya, dan seluruh manusia yang lainnya.” (Mutafaq alaih)
Nah sobat, sekarang udah jelas dong kalo kita wajib mendahulukan cinta kita kepada Allah dan RasulNya tanpa harus kehilangan rasa cinta kepada yang lain. Karena Rasul juga mencontohkan kepada kita cara mengekspresikan cinta kepada orang tua, keluarga, saudara seakidah, lawan jenis, atau harta dan  kekayaan. Sehingga cinta kita akan tetap terjaga dari godaan syetan dan mendapat berkah dariNya.
Dan kita boleh saja merekayasa cinta agar kita bisa lebih mencintai Allah Swt., RasulNya, Islam, dakwahnya, dan umatnya ini. Caranya, tumbuhkan kecintaan itu dengan berupaya mengenal Islam lebih dalam dengan membaca buku-buku Islam atau hadir dalam forum-forum pengajian. Sehingga kita bisa mengevaluasi diri sendiri dan amal perbuatan yang udah kita kerjain. Dengan begitu kita bisa memahami arti hidup di dunia ini untuk meraih ridhoNya. Simak juga kisah-kisah para shahabat yang rela mengorbankan harta, kekayaan, perniagaan, hingga keluarga demi untuk mendapatkan cintaNya. 
Untuk urusan cinta kepada lawan jenis, kita bisa renungkan sepenggal catatan dari seorang teman berikut:”Ya Rabb, ketika aku jatuh cinta, ijinkan ia datang pada waktu yang tepat dimana cinta itu akan membuatku selalu mengingatMu, dan bukan melupakanMu. Ketika aku jatuh cinta, cintakan hamba pada seseorang yang senantiasa mencintaiMu, dan bisa membuatku semakin mencintaiMu. Ketika aku jatuh cinta, jagalah hati hamba, agar cinta itu tidak berbalik menjadi mata pisau tajam yang siap memporak-porandakan cintaku kepadaMu” (‘Ngomong Dong!, Sobat Muda 16/Tahun II/Februari 2006). So, mari kita rekayasa cinta untuk mendapat cinta dari Sang Pemilik Cinta. Yuk? Tunggu apalagi ?

Selasa, 22 Februari 2011

Sebab utama laki-laki di tarik ke neraka oleh wanita

"Di akhirat nanti ada 4 golongan lelaki yg akan ditarik masuk ke neraka oleh wanita. Lelaki itu adalah mereka yg tidak memberikan hak kepada wanita dan tidak menjaga amanah itu. Mereka ialah:

1. Ayahnya
Apabila seseorang yg bergelar ayah tidak mempedulikan anak2 perempuannya didunia. Dia tidak memberikan segala keperluan agama seperti mengajar solat, mengaji dan sebagainya Dia membiarkan anak2 perempuannya tidak menutup aurat. Tidak cukup kalau dgn hanya memberi kemewahan dunia saja. Maka dia akan ditarik ke neraka oleh anaknya.
(“Duhai lelaki yg bergelar ayah, bagaimanakah hal keadaan anak perempuanmu sekarang? Adakah kau mengajarnya bersolat, menutup aurat?, pengetahuan agama?. Jika tidak cukup salah satunya, maka bersedialah utk menjadi bahan bakar neraka jahannam”)


2. Suaminya
Apabila sang suami tidak mempedulikan tindak tanduk isterinya. Bergaul! bebas di pejabat, memperhiaskan diri bukan utk suami tapi utk pandangan kaum lelaki yg bukan mahram. Apabila suami mendiam diri walaupun seorang yg alim dimana solatnya tidak pernah bertangguh, maka dia akan turut ditarik oleh isterinya bersama-sama ke dlm neraka.

(“Duhai lelaki yg bergelar suami, bagaimanakah hal keadaan isteri tercintamu sekarang?. Dimanakah dia?
Bagaimana akhlaknya? Jika tidak kau menjaganya mengikut ketetapan syari'at, maka terimalah hakikat yg kau akan sehidup semati bersamanya di 'taman' neraka sana.”)

3. Abang-abangnya
Apabila ayahnya sudah tiada, tanggungjawab menjaga maruah wanita jatuh ke bahu abang-abangnya dan saudara lelakinya. Jikalau mereka hanya mementingkan keluarganya saja dan adiknya dibiar melencong dari ajaran Islam, tunggulah tarikan adiknya di akhirat
kelak.
(“Duhai lelaki yg mempunyai adik perempuan, jgn hanya menjaga amalmu, dan jgn ingat kau terlepas...
kau juga akan dipertanggungjawabkan diakhirat kelak...jika membiarkan adikmu bergelumang dengan maksiat dan tidak menutup aurat.”)

4. Anak2 lelakinya
Apabila seorang anak tidak menasihati seorang ibu perihal kelakuan yg haram disisi Islam. bila ibu membuat kemungkaran mengumpat, memfitnah dan sebagainya, maka anak itu akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak....dan nantikan tarikan ibunya ke neraka.
(“Duhai anak2 lelaki, sayangilah ibumu. nasihatilah dia jika tersalah atau terlupa.... krn ibu juga insan biasa tak lepas dr melakukan dosa...
selamatkanlah dia dr menjadi 'kayu api' neraka....jika tidak, kau juga akan ditarik menjadi penemannya.)
Lihatlah.....betapa hebatnya tarikan wanita bukan saja di dunia malah diakhirat pun tarikannya begitu hebat. Maka kaum lelaki yg bergelar ayah/suami/abang atau anak harus memainkan peranan mereka.


Firman Allah S.W.T;
"Hai anak Adam, peliharalah diri kamu serta keluargamu dari api neraka dimana bahan bakarnya ialah manusia, jin dan batu-batu...."